Limbah Batok Kelapa Diolah Jadi Seni Bernilai Tinggi

pasfmpati.com, Pati Kota : Seni dari batok kelapa kini berkembang jadi kekuatan baru dalam memperkuat budaya khas Kabupaten Pati. Seorang warga Kabupaten Pati kini memulainya, bahkan sudah memasarkan kerajinan tanganya ini hingga ke luar negeri.
Ratna Septi Anggraheni, warga Kabupaten Pati yang menjadi pelopor dalam mengolah limbah alami jadi kerajinan unik bernilai tinggi itu. Ini bermula dari keinginannya mencari penghasilan dari usaha yang belum banyak digeluti orang lain.
Ia melihat peluang besar muncul saat berani membuka pasar baru dengan tingkat persaingan sangat minim.
“Yang jelas saingannya sedikit, jadi saya ingin menciptakan pasar baru dan penghasilan sendiri,” ujarnya saat diwawancarai di kediamannya, Selasa (01/07/2025).
Keyakinan itu membuatnya bertahan selama lebih dari lima belas tahun di dunia kerajinan tradisional. Ia menjadikan setiap tantangan sebagai pijakan untuk naik kelas dan semangat untuk terus mengembangkan potensi lokal.
Produk buatannya mencakup beragam jenis mulai gantungan kunci, bros, toples, hingga patung dan relief ukir. Ia unggul di teknik ukiran tempurung karena memiliki hak paten resmi tingkat dunia atas namanya sendiri.
Karena konsumennya banyak dari luar negeri, ia menjaga mutu produk agar tahan segala kondisi cuaca ekstrem. Setiap batok difermentasi, lalu dipotong dan dipoles sesuai konsep yang diminta pelanggan custom.
Ratna berharap karyanya tak hanya dikenal sebagai produk kreatif, tapi juga simbol kebudayaan Kabupaten Pati. Ia ingin batok kelapa menjadi ikon daerah yang mendukung pelestarian dan pemajuan budaya lokal.
“Saya ingin apa yang saya lakukan ini sejalan dengan budaya kita, karena ini kearifan lokal,” tegasnya.
Sebagai wilayah penghasil kelapa kopyor, Pati memiliki potensi besar dalam kerajinan berbasis kearifan lokal. Kreativitasnya membuktikan, warisan lokal mampu bersaing dan bersinar di panggung internasional. (Tim PPL UIN Sunan Kudus – melaporkan)