Jamasan Kendeng: Simbol Pembersihan Laku dan Pelestarian Alam

pasfmpati.com, Pati Tambakromo ; Tradisi Jamasan Kendeng kembali digelar, menjadi ritual budaya sekaligus bentuk protes terhadap ancaman industri tambang. Ritual ini berlangsung di kawasan hutan Tambakromo, dengan semangat menjaga warisan leluhur dan keseimbangan alam.
Ketua JMPPK, Bambang Sutiknyo, menegaskan bahwa jamasan bukan sekadar ritual, tapi wujud pembersihan laku dan niat manusia, Jamasan Kendeng mengingatkan kita bahwa menjaga lidah dan perilaku adalah bagian dari menjaga kehidupan.
Prosesi jamasan tidak hanya membersihkan simbolik benda pusaka, tetapi juga menyuarakan nilai spiritual dan ekologis masyarakat Kendeng. Dengan menyatu bersama alam, warga menggelar ritual tanpa panggung, melainkan beralas bumi dan beratap langit.
Bambang menjelaskan, kegiatan ini bertujuan melestarikan budaya leluhur yang nyaris punah dan mengedukasi soal pentingnya kawasan karst.
“Kami tidak membersihkan gunung, tapi membersihkan hati dan kesadaran akan pentingnya Kendeng. . “Kami memanfaatkan SK kehutanan untuk memakmurkan rakyat tanpa merusak hutan,” tutur Bambang penuh semangat.
Lokasi kegiatan di kawasan hutan Ukirsari menjadi bukti nyata praktik pelestarian berbasis masyarakat melalui skema hutan kelola rakyat.
Jamasan juga menjadi ajang kampanye lingkungan, mengingatkan masyarakat akan krisis air dan pentingnya menjaga sumber daya alam.
“Krisis air bukan hanya isu global, tapi nyata dirasakan di sekitar kita setiap hari, “Kami ingin Kendeng menjadi ruang belajar bagi generasi muda mencintai bumi dan hidup berkelanjutan,” tutup Bambang.
Dengan dukungan komunitas lokal dan lembaga pendidikan, jamasan dirancang menjadi pusat edukasi lingkungan dan penelitian tanaman.(Tim Liputan Mahasiswa UIN Sunan Kudus Melaporkan)