pasfmpati.com, Pati Margoyoso ; Kirab tradisi lamporan kembali digelar meriah, menghadirkan semangat kolektif masyarakat yang mencintai budaya leluhur. Tahun ini, tema “Lembu Geni Luhuring Jagat” diusung sebagai simbol keharmonisan antara manusia dan semesta.
Penyelenggara acara, Andika, menekankan pentingnya lamporan sebagai ajang perenungan jati diri dan pelestarian spiritual masyarakat. Ia menyatakan, laporan bukan hanya tradisi tahunan, tapi juga cermin keteguhan menjaga jati diri masyarakat.
“Kirab lamporan berlangsung mulai 4 hingga 10 Juli, melibatkan anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua secara gotong royong. Mereka rela menyumbangkan tenaga, waktu, bahkan materi demi suksesnya acara budaya ini,” kata Andika.
Partisipasi generasi muda menjadi sorotan penting panitia, agar tradisi tetap hidup secara relevan di masa kini. Generasi muda harus dilibatkan langsung, baik sebagai peserta, kreator maupun pendokumentasi acara.
Meski unsur modern seperti sound system diakomodasi terbatas, sakralitas tetap dijaga demi nilai-nilai asli tradisi lamporan. Panitia juga membatasi suara dan lokasi, supaya tetap sesuai dengan nilai budaya leluhur.
Antusiasme warga dan penonton dari luar daerah membuktikan bahwa lamporan bukan sekadar ritual, melainkan kekuatan sosial. “Ini bukan hanya pertunjukan, tapi juga pemersatu masyarakat dalam satu irama budaya,” ucap Andika.
Lamporan menjadi cerminan masyarakat yang tak menolak kemajuan, namun terus menjaga akar dan harmoni dengan alam. Obor lamporan membawa doa agar nilai luhur warisan ini terus menyala dari generasi ke generasi. (Tim Liputan Mahasiswa UIN Sunan Kudus)

1 November 2025
pasfmpati.com, Margoyoso ; Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati kembali meneguhkan tradisi keilmuan melalui kegiatan Ijazah dan Musalsal menjelang wisuda…


