Panahan Tradisional Jemparingan, Warisan Budaya Penuh Makna

pasfmpati.com, Pati Kota ; Panahan tradisional atau jemparingan kembali populer di Pati sebagai olahraga warisan budaya dan ibadah sunnah. Masyarakat dari berbagai usia mulai menekuni olahraga ini sebagai media silaturahmi dan latihan fokus diri. Menurut Ketua Persatuan Panahan Tradisional Indonesia (Perpatri) Pati Muljono, jemparingan menggunakan busur dan anak panah buatan tangan, berbeda dari panahan modern yang memakai alat pabrikan lengkap. Busur tradisional dirakit dari bambu dan kayu, menghasilkan sensasi alami saat digunakan dalam setiap latihan.
“Busur jemparingan dibuat pengrajin lokal, tanpa pemberat atau aksesoris seperti panahan modern yang pabrikan. Memanah itu bukan sekadar olahraga, tetapi juga warisan budaya dan sunnah Rasulullah yang kami lestarikan bersama,” ujar Mulyono,” kata Muljono.
Panahan jemparingan awalnya berkembang di lingkungan keraton dan digunakan prajurit sebagai latihan disiplin serta pengendalian diri. Kini, kegiatan tersebut terbuka bagi masyarakat umum tanpa memandang usia, latar belakang, atau prestasi.
Seorang anggota Perpatri Pati Anisa, mengaku mulai menekuni jemparingan sejak kuliah dan aktif mengikuti kompetisi lokal hingga provinsi. Ia menilai panahan cocok untuk semua kalangan karena tidak memerlukan tempat khusus dan bisa dilakukan di ruang terbuka.
“Memanah itu ibadah, hobi, dan terapi sekaligus; olahraga ini membuat saya fokus dan tetap bersyukur. panahan sangat fleksibel, murah, dan cocok bagi siapa pun yang ingin hidup seimbang secara jasmani dan rohani,” tutur Anisa. Menurutnya, jemparingan atau panahan tradisional ini, sarat makna spiritual dan nilai-nilai kebersamaan sosial.(Tim Liputan PPL Mahasiswa UIN Sunan Kudus).

Kontributor :

Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  

Berita Terbaru

  • All Posts
  • Bencana Alam
  • Berita
  • Budaya
  • Hukum
  • Info
  • Kecelakaan
  • Kriminal
  • Lain-Lain
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sosial