KBRN, Pati ; Bergabungnya Indonesia ke kelompok ekonomi BRICS disambut pro-kontra di tengah dinamika global yang semakin kompleks. Langkah strategis ini harus dikaji mendalam agar tidak menjadi beban ekonomi maupun politik bagi Indonesia ke depan.
Menurut Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo, BRICS memang menawarkan peluang besar seperti peningkatan pengaruh dan kerja sama ekonomi multilateral yang lebih luas. Namun Indonesia juga harus bersiap menghadapi tekanan dari Barat, terutama Amerika yang merasa kepentingannya terganggu.
“Kebijakan ini tak boleh sekadar simbol politik, tapi harus menghasilkan manfaat nyata bagi rakyat Indonesia secara merata. Tanpa perhitungan matang, Indonesia justru bisa terseret ke dalam konflik kepentingan antarnegara dalam BRICS itu sendiri,” kata Firman.
Firman Soebagyo menekankan perlunya analisis serius atas semua risiko dan potensi keuntungan. Perbedaan agenda antara negara BRICS bisa menjadi hambatan jika Indonesia tidak cermat menjaga kedaulatan kebijakannya.
Negara anggota seperti Tiongkok dan Rusia punya kepentingan geopolitik yang bisa menyulitkan posisi Indonesia di kemudian hari.
“Jangan sampai kita hanya ikut tren, tapi justru kehilangan arah dan tersandera oleh agenda negara lain,” tegasnya.
Pemerintah wajib memastikan keputusan ini lahir dari kepentingan nasional, bukan tekanan atau euforia politik sesaat. Jika tidak, langkah bergabung ke BRICS hanya menjadi beban baru yang mahal secara ekonomi maupun diplomasi internasional.(*)

1 November 2025
pasfmpati.com, Margoyoso ; Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati kembali meneguhkan tradisi keilmuan melalui kegiatan Ijazah dan Musalsal menjelang wisuda…


