PCNU Pati Klarifikasi Polemik Kebijakan Sekolah Lima Hari

pasfmpati.com, Pati Kota ; Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati meluruskan isu dukungan terhadap kebijakan sekolah lima hari. Umar Faruq, Wakil Ketua PCNU Pati, menegaskan bahwa sejak awal tidak pernah ada komunikasi resmi terkait hal tersebut.
“Bupati menyebut kebijakan itu didukung PCNU, padahal saat itu kami belum pernah bertemu,” ujar Umar Faruq saat diwawancara awak media, usai rapat Pansus Hak Angket di DPRD Pati, Kamis (28/8/2025). Menurutnya, pernyataan tersebut menimbulkan kesalahpahaman yang akhirnya diklarifikasi melalui maklumat PCNU tertanggal 10 Agustus 2025.
Setelah maklumat disampaikan, bupati segera meminta maaf dan PCNUmenerima permohonan itu dengan terbuka. “Kami apresiasi sikap beliau, sehingga masalah komunikasi dapat dianggap selesai,” kata Umar Faruq.
Meski begitu, PCNUmenyoroti lemahnya perencanaan teknis di tingkat dinas pendidikan yang membuat kebijakan menjadi gaduh. Umar menyebut semestinya ada kajian menyeluruh, termasuk kesiapan guru, sarana, serta komunikasi dengan komite sekolah.
Sekolah lima atau enam hari sama-sama sah, asalkan semua syarat sesuai aturan benar-benar terpenuhi,” jelasnya. PCNUmenekankan, prosedur yang matang akan membuat masyarakat lebih mudah menerima perubahan kebijakan pendidikan.
Umar menambahkan, sejumlah fakta di lapangan justru menunjukkan kesiapan belum maksimal sehingga menimbulkan persoalan baru. Misalnya, sekolah tanpa masjid menyulitkan siswa menjalankan salat Jumat, serta jadwal pulang yang mengganggu kegiatan sore masyarakat.
Kondisi tersebut akhirnya membuat bupati menyadari perlunya evaluasi serius agar kebijakan tidak merugikan siswa maupun masyarakat. “Fakta di lapangan menyadarkan bahwa implementasi tergesa-gesa justru menimbulkan dampak negatif,” kata Umar.
PCNU memastikan akan terus mengawal kebijakan pendidikan agar tetap berpihak pada kepentingan masyarakat luas. “Kami mendukung pendidikan yang bermutu, asalkan sesuai prosedur, melibatkan semua pihak, dan dilaksanakan secara bijaksana,” pungkasnya.(*)