Pelatihan Penggiat Mangrove Perkuat Sinergi dan Atasi Konflik Lahan

pasfmpati.com, Wedarijaksa ; Workshop peningkatan kapasitas kelompok penggiat mangrove di Pati menjadi langkah strategis memperkuat sinergi konservasi pesisir. Program ini dirancang BPDAS Pemali Jratun Kementerian Kehutanan RI untuk membangun kelembagaan masyarakat yang tangguh menghadapi tantangan pengelolaan mangrove berkelanjutan.
Kepala BPDAS Pemali Jratun Kemenhut RI, Arif Setiaweto, menjelaskan kegiatan ini mendukung program prioritas Gubernur Jawa Tengah dalam gerakan “Mageri Segoro”. Gerakan tersebut menargetkan penanaman mangrove serentak di seluruh wilayah pesisir untuk memperkuat perlindungan ekosistem pantai.
“Penanaman mangrove bukan hanya untuk konservasi, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Arif dalam keterangannya. Ia menekankan, masyarakat harus merasakan manfaat langsung baik dari sisi ekologi maupun ekonomi berkelanjutan.
BPDAS menilai, keberhasilan program mangrove sangat bergantung pada kolaborasi dan penyelesaian konflik antarinstansi sejak tahap perencanaan. Arif menyoroti pentingnya forum Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) sebagai ruang koordinasi lintas sektor agar tak terjadi tumpang tindih kegiatan.
“Melalui KKMD, kita bisa membuka semua rencana penanaman agar tak berbenturan dengan kepentingan lain,” tegas Arif dalam forum diskusi. Ia menambahkan, komunikasi terbuka antarinstansi menjadi kunci agar hasil rehabilitasi mangrove tidak sia-sia.
Sementara itu, penggiat mangrove Kabupaten Pati, Sukarno, menilai workshop ini memberi semangat baru bagi kelompok pesisir. Menurutnya, pelatihan tersebut menjadi ruang belajar bersama untuk memperkuat kelembagaan yang selama ini berjalan dengan keterbatasan.
“Workshop ini penting agar kelompok tetap eksis melestarikan mangrove dan berdaya secara ekonomi,” ungkap Sukarno. Ia berharap pemerintah provinsi hadir secara konsisten dalam menyelesaikan konflik lahan dan memperkuat peran masyarakat penjaga pesisir.(*)