pasfmpati.com, Kota : Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menyampaikan keprihatinan atas temuan stok beras impor yang mulai turun mutu di sejumlah gudang Bulog. Ia mengungkapkan, kondisi ini terungkap setelah mendapat laporan langsung dari Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengenai situasi gudang Bulog di Surabaya.
“Beras impor lebih dari 101 ribu ton sudah tersimpan 12–15 bulan. Sebagian beras asal Vietnam sekitar 26 ribu ton mulai menguning, sementara beras dari Thailand masih relatif baik,” kata Firman, Kamis (19/9).
Firman menilai masalah ini bukan semata kesalahan Bulog, melainkan akibat lambannya distribusi yang bergantung pada instruksi pemerintah dan Bapanas. “Bulog tidak berani mendistribusikan tanpa perintah. Ini baru pertama kali sepanjang sejarah terjadi,” tegasnya.
Politikus Golkar itu menekankan, penumpukan beras hingga turun mutu menunjukkan lemahnya tata kelola pangan. Menurutnya, kerugian tidak hanya ditanggung Bulog, tetapi juga negara dan masyarakat yang terkena dampak harga pangan tidak stabil.
Firman mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang ingin mengembalikan Bulog pada peran strategisnya seperti era Orde Baru. Ia menilai, penguatan kelembagaan Bulog harus segera dilakukan agar mampu bergerak cepat tanpa hambatan birokrasi.
“Bulog harus difungsikan kembali sebagai buffer stock dan penyangga harga. Kalau perlu posisinya setara dengan Menteri Pangan agar keputusan bisa cepat dan tepat,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia itu.
Ia juga menyoroti masalah klasik yang dihadapi Bulog, mulai dari biaya produksi tinggi, keterbatasan gudang, hingga risiko penurunan kualitas selama penyimpanan. Semua faktor itu, kata dia, berdampak langsung pada harga pasar dan membebani masyarakat.
“Kalau Bulog dibiarkan lemah, maka yang rugi bukan hanya lembaga, tapi seluruh rakyat Indonesia. Transformasi Bulog harus segera dipercepat,” pungkasnya.(*)